Thursday 4 August 2011

my friend post this in to her fb account,,,i like this sentences....so think clearly about this.... :-)

Jesus HAS NO IPHONE OR BLACKBERRY, BUT HE IS MY FAVOURITE CONTACT.
Jesus HAS NO FACEBOOK, BUT HE IS MY BESTFRIEND.
Jesus HAS NO TWITTER, BUT I FOLLOW HIM,
AND..Jesus HAS NO INTERNET, BUT I'M CONNECTED TO HIM.
(Copy and paste this status if you think 'Jesus IS GREAT') ♥

Monday 1 August 2011

Allah Peduli

Selagi Masih ada waktu

Sumber: MANNA SORGAWI

Amsal 6:20-23 - Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu. Jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring, engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun, engkau akan disapanya. Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan.

Ibu selalu menyediakan kebutuhan kami anak-anaknya, walaupun ia sudah menjanda. Kasihnya begitu besar dan tulus, tetapi saya sering mengecewakan beliau. Kadang Ibu marah dan kesal karena saya sering menolak untuk membantunya meyelesaikan pekerjaan di rumah.

Di usianya yang sudah tua, Ibu menderita darah tinggi sebagaimana kebanyakan orang tua pada umumnya. Sikap Ibu sehari-hari menunjukkan bahwa Ibu menganggap penyakitnya adalah penyakit biasa, karena beliau tidak mengeluh apapun selain kepala yang sering pusing. Menjelang hari pernikahan saya pada tanggal 3 Juni 2001, tepatnya 2 minggu sebelum acara itu tiba, Ibu mengalami pendarahan kecil di otak sebelah kanan. Dokter mengharuskan Ibu untuk opname, tetapi Ibu menolak. Saya tahu apa yang dipikirkannya, Ibu menolak karena tidak mau merepotkan kami anak-anaknya apalagi hari pernikahan saya semakin dekat, Ibu pasti memikirkan biaya rumah sakit yang begitu besar. Semua anak-anaknya berusaha membujuk agar Ibu bersedia diopname tetapi Ibu tetap menolak, Ibu bertahan sampai saya menikah. Secara fisik Ibu memang kelihatan baik-baik saja, ternyata Ibu menyembunyikan semua rasa sakitnya agar kami tidak kuatir. Yang menjadi keluhan beliau hanyalah sekitar mata kanannya yang hampir tidak bisa melihat. Dalam kondisi yang demikian pun Ibu masih membantu merawat bayi saya, ketika saya dan suami bekerja.

Sungguh diluar dugaan saya bahwa pada tanggal 2 Mei 2002, Ibu pulang kerumah Bapa. Hari itu Ibu merasa pusing ketika sedang mengikuti ibadah di persekutuan doa kemudian jatuh pingsan. Kami membawanya ke Rumah Sakit Gatot Subroto dan dokter memakaikan berbagai-bagai alat di tubuhnya, tetapi semua itu hanya bertahan sebentar. Dua hari kemudian Ibu pergi menghadap Bapa tanpa meninggalkan pesan-pesan terakhir. Dokter yang menanganinya mengatakan bahwa Ibu terserang stroke yang langsung menyerang bagian otak sehingga tidak dapat tertolong lagi. Setelah ditinggal Ibu, saya baru menyadari betapa berartinya kehadiran seorang Ibu. Rumah menjadi sepi tanpa kehadirannya dan saya merasa sangat kehilangan Ibu. Disaat itu saya menyadari betapa berartinya Ibu, dan secara pribadi saya menyesal kenapa dulu tidak merawat dan berusaha untuk menyenangkannya. Penyesalan memenuhi hati dan pikiran saya, tetapi semua sudah terlambat.

Bagi Anda yang masih memiliki Ibu, Ayah, Kakak, Adik dan orang-orang yang Anda kasihi, hargailah mereka, taruhlah rasa sayang dan hormat kepada mereka. Rawatlah mereka selagi masih diberi waktu dan kesempatan untuk merawat mereka. Bersyukurlah karena Anda masih memiliki Ibu, Ayah, Kakak, Adik atau mereka yang Anda kasihi, yang selalu menolong, menyediakan segala kebutuhan dan mendidik Anda sampai berhasil. Kehadiran mereka tidak bisa digantikan oleh siapapun atau dengan apapun juga.

DOA:
Tuhan terima kasih untuk Bapak, Ibu, Kakak-Adik dan orang-orang yang kukasihi, karena mereka sangat berarti bagiku. Berkati mereka ya Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku bersyukur. Amin.

Renungan : Surat Beracun

– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 30 Juli 2011 
Baca: Keluaran 23:1-3
Ayat Mas: Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. Keluaran 23:1
Bacaan Alkitab Setahun: Pengkhotbah 8-12
Sejak 1928, ratusan surat beracun dikirimkan kepada warga Teluk Robin Hood, desa berpenduduk 800 orang di pantai timur Inggris. Masing-masing penerima merasa hanya dirinyalah yang diserang sehingga tak ada yang menceritakannya. Baru pada 1948 diketahui bahwa hampir semua penduduk desa itu pernah menerimanya. Isi surat itu begitu kasar, bengis, penuh tuduhan tanpa bukti. Ada yang dituding melakukan kejahatan melacur, membunuh bayi, dan melakukan inses. Begitulah, lebih dari dua dekade surat itu telah menyebarkan kemuraman, antara lain mengakibatkan tiga pendeta sebuah gereja secara berturut-turut mengundurkan diri dan pindah. Sayangnya, penulis surat keji itu belum terbongkar.
Firman Tuhan secara tegas melarang kita menyebarkan kabar bohong, meneruskan gosip, atau memberikan kesaksian palsu. Kebohongan jelas berbanding terbalik dengan karakter firman Tuhan, yang disebut juga sebagai firman kebenaran. Allah yang kita sembah tidak pernah berdusta. Lebih jauh lagi, kebohongan merusak hubungan dan merobek jalinan kepercayaan dalam keluarga dan masyarakat, serta mengacaukan sistem peradilan. Bayangkan apabila Anda salah seorang penduduk Teluk Robin Hood yang menerima surat beracun itu.
Mungkin bukan kita yang memantik dusta itu, tetapi kita turut memikul tanggung jawab atas kerusakan yang terjadi apabila kita menyebarkannya. Padamkan gosip dengan menolak mendengarkan dan meneruskannya. Seperti dikatakan ibu Thumper si kelinci dalam film Bambi, ”Kalau kau tidak dapat mengucapkan sesuatu yang baik, lebih baik tutup mulutmu”.
PERKATAAN ITU LEBIH TAJAM DARIPADA PEDANG SANGGUP MEMBUNUH TANPA MENUMPAHKAN DARAH