Saturday 29 October 2011

(^oo^))"

i love my mumy n dady very much...muah!!!!,,,,

10 Sebab Mengapa Saya Bersyukur atas Alkitab


1. Alkitab membangkitkan iman, sumber segala ketaatan.
  • Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17)
2. Alkitab membebaskan dari dosa.
  • Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. (Yohanes 8:32)
3. Alkitab membebaskan dari Setan.
  • Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya. (2 Timotius 2:24-26)
4. Alkitab menguduskan.
  • Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. (Yohanes 17:17)
5. Alkitab membebaskan dari kebinasaan dan mengerjakan kesalehan.
  • Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. (2 Petrus 1:3-4)
6. Alkitab menampilkan kasih.
  • Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. (Filipi 1:9)
  • Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. (1 Timotius 1:5)
7. Alkitab menyelamatkan.
  • Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. (1 Timotius 4:16)
  • Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. (Kisah 20:26-27)
  • [Mereka] harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (2 Tesalonika 2:10)
8. Alkitab memberikan sukacita.
  • Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. (Yohanes 15:11)
9. Alkitab menyatakan Tuhan.
  • Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya. (1 Samuel 3:21)
10. Karena itu, Alkitab adalah fondasi rumah kebahagiaan dan hidup dan pelayanan dan pengharapan kekalku bersama Allah.
Penulis asal : John Piper

Bersyukur itu Sangat Indah..


Apakah mudah mengucap syukur dalam segala hal? Tentang kemahiran bersyukur ini seorang penulis Kristen bernama Andreas Harefa pernah melakukan sebuah penelitian selama sepuluh bulan dengan melibatkan 500 peserta. Dalam salah satu materi penelitiannya, ia meminta semua peserta berlomba membuat daftar “25 Hal yang Saya Syukuri dalam Hidup”. Hasilnya menunjukkan bahwa 5% peserta mampu menyelesaikan daftar syukur tersebut dalam waktu 4 minit atau kurang [rekod tercepat adalah 2,5 minit]. Sedangkan 95% peserta lainnya memerlukan waktu yang lebih lama. Andreas Harefa kemudian memberikan kesimpulan sementara bahwa tidak banyak orang yang mahir mengucap syukur.
Ternyata, mengucap syukur dalam segala hal itu sulit. Jangankan dalam kondisi susah, kondisi normal pun mungkin kita masih sulit mengucapkan syukur. Bila penelitian itu diadakan di gereja ini, maka termasuk kategori manakah kita? Apakah kita akan termasuk dalam kategori orang yang mahir bersyukur?
Berbicara soal bersyukur, kurang lebih ada sekitar 138 bagian Alkitab yang membahas tentang pengucapan syukur. Misalnya, Kitab Imamat berulangkali menyinggung soal ajakan dan peraturan menaikkan korban syukur. Apalagi Kitab Mazmur yang begitu banyak mengajarkan tentang pengucapan syukur kepada umat Allah. Misalnya, Mazmur 92: 2, “Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.” Atau, Mazmur 136 yang berisikan Mazmur Pengucapan Syukur, “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!” Dalam Perjanjian Baru, ajaran dan ajakan untuk mengucap syukur juga masih menggema. Kolose 3: 17 mengatakan, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu di dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Berikutnya, 1 Tesalonika 5: 18 memberi penekanan yang lebih jelas, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Dari bukti-bukti ini kita sekarang melihat tentang panggilan untuk mengucap syukur kepada kita. Pengucapan syukur mengambil bagian penting dalam kehidupan umat Allah. Seakan-akan pengucapan syukur itu seperti nafas yang tak ada hentinya dan tak boleh berhenti dari kehidupan kita. Ia merupakan satu hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Allah.
Khasiat Bersyukur
Sekarang mari kita melihat khasiat bersyukur bagi kita. Ketika Tuhan meminta kita untuk belajar bersyukur, itu sebenarnya bukan untuk kepentingan Tuhan semata, tapi juga untuk kepentingan kita pribadi. Ada sejumlah khasiat yang dapat kita alami ketika kita rajin-rajin mengucap syukur. Khasiat-khasiat itu, antara lain:
1. Mendatangkan kesehatan
Orang yang rajin mengucap syukur memang dapat mendatangkan kesehatan. Kenapa demikian? Karena, orang yang mengucap syukur adalah orang yang merasa dirinya cukup atau tidak dikuasai sifat ambisiusnya. Ia mampu berkata pada dirinya, “Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apapun yang aku dapatkan.” Acapkali orang tidak bahagia karena dia selalu merasa kurang dan tidak pernah merasa puas dengan kondisinya. Ia berusaha tapi tidak pernah puas. Ia melakukan sesuatu tapi tidak pernah merasa cukup. Seperti kata kitab Pengkhotbah, orang ini berusaha menjaring angin (Pengkh. 1: 14). Akhirnya, ia akan kelelahan dan mudah jatuh sakit.
Tidak demikian dengan orang yang rajin mengucap syukur. Karena ia bisa merasa dirinya cukup, maka ia tidak lebih mudah jatuh sakit. Konon, pernah dilakukan survei terhadap para lansia, baik yang tinggal di panti jompo maupun yang tinggal di rumah bersama keluarga mereka. Menurut survei itu, para lansia yang hidupnya selalu bersyukur umumnya lebih sehat dibandingkan lansia yang suka mengeluh. Nah, bila Anda ingin hidup sehat, maka jangan suka mengeluh, tapi berlatihlah untuk mengucap syukur.
2. Menghindarkan dosa perzinahan
Perzinahan pada umumnya terjadi karena salah satu pasangannya tidak merasa puas dengan lawan pasangannya. Mungkin suami merasa tidak puas karena tiap kali pulang istri hampir selalu mengeluhkan kondisi rumah: yang tidak bersih, pipa bocor, air tidak menyala, bau kotoran anjing, anak belum mandi, dan seterusnya. Sedangkan, istri mungkin merasa tidak puas karena ia merasa tidak dibutuhkan oleh suaminya. Ia tidak merasa penting dalam kehidupan suaminya. Tiap kali diajak bicara, suami tidak memerhatikan, tetap saja nonton tv, menanggapi perkataan dengan tidak serius. Nah akhirnya yang terjadi adalah suami dan istri sama-sama merasa tidak puas dengan perlakuan pasangannya.
Perasaan tidak puas inilah yang kerapkali menjadi celah untuk berselingkuh atau berzinah dengan orang lain.Orang ini merasa bahwa rumput tetangga lebih hijau, lebih segar, dan lebih menjanjikan. Sebaliknya, bila kita bersyukur atas pasangan kita, maka dosa perzinahan tidak mudah merusak kesetiaan pernikahan. Bersyukurlah atas pasangan kita!
3. Menghindarkan dosa iri hati
Bersyukur atas apa yang kita punyai membuat kita tidak membandingkan dan mempertandingkan milik kita dengan orang lain, sehingga tidak menimbulkan iri hati. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan yang menyinggung persoalan iri hati dalam Matius 20. Dikisahkan di sana ada seorang tuan yang menemukan beberapa orang pengangguran. Ketika bertemu mereka, tuan itu mempersilakan mereka bekerja di kebun anggurnya dengan gaji satu dinar sehari. Mereka sama-sama menyepakatinya.
Ada yang mulai bekerja dari jam 9 pagi, ada yang jam 12, jam 3, dan terakhir jam 5 sore. Seusai bekerja, mereka dibayar sesuai kesepakatan, yaitu satu dinar. Ketika menerima bayaran itu, orang-orang yang bekerja lebih dahulu dari orang yang bekerja jam 5 sore bersungut-sungut. Mereka protes, “Kenapa pekerja yang masuk terakhir dan hanya bekerja satu jam ini justru dibayar sama dengan kami?” Jelas ini pertanyaan dari orang yang iri hati. Mereka tidak bisa melihat bahwa mereka telah ditolong dari seorang pengangguran menjadi pekerja dan telah mendapatkan gaji.
Latihan mengucap syukur akan menghindarkan kita dari dosa iri hati. Pengucapan syukur membuat kita berkonsentrasi pada apa yang kita terima tanpa membandingkan dan menandingkan dengan apa yang orang lain terima.
Demikianlah khasiat-khasiat dari pengucapan syukur. Ternyata, bersyukur itu indah!

Thursday 4 August 2011

my friend post this in to her fb account,,,i like this sentences....so think clearly about this.... :-)

Jesus HAS NO IPHONE OR BLACKBERRY, BUT HE IS MY FAVOURITE CONTACT.
Jesus HAS NO FACEBOOK, BUT HE IS MY BESTFRIEND.
Jesus HAS NO TWITTER, BUT I FOLLOW HIM,
AND..Jesus HAS NO INTERNET, BUT I'M CONNECTED TO HIM.
(Copy and paste this status if you think 'Jesus IS GREAT') ♥

Monday 1 August 2011

Allah Peduli

Selagi Masih ada waktu

Sumber: MANNA SORGAWI

Amsal 6:20-23 - Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu. Jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring, engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun, engkau akan disapanya. Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan.

Ibu selalu menyediakan kebutuhan kami anak-anaknya, walaupun ia sudah menjanda. Kasihnya begitu besar dan tulus, tetapi saya sering mengecewakan beliau. Kadang Ibu marah dan kesal karena saya sering menolak untuk membantunya meyelesaikan pekerjaan di rumah.

Di usianya yang sudah tua, Ibu menderita darah tinggi sebagaimana kebanyakan orang tua pada umumnya. Sikap Ibu sehari-hari menunjukkan bahwa Ibu menganggap penyakitnya adalah penyakit biasa, karena beliau tidak mengeluh apapun selain kepala yang sering pusing. Menjelang hari pernikahan saya pada tanggal 3 Juni 2001, tepatnya 2 minggu sebelum acara itu tiba, Ibu mengalami pendarahan kecil di otak sebelah kanan. Dokter mengharuskan Ibu untuk opname, tetapi Ibu menolak. Saya tahu apa yang dipikirkannya, Ibu menolak karena tidak mau merepotkan kami anak-anaknya apalagi hari pernikahan saya semakin dekat, Ibu pasti memikirkan biaya rumah sakit yang begitu besar. Semua anak-anaknya berusaha membujuk agar Ibu bersedia diopname tetapi Ibu tetap menolak, Ibu bertahan sampai saya menikah. Secara fisik Ibu memang kelihatan baik-baik saja, ternyata Ibu menyembunyikan semua rasa sakitnya agar kami tidak kuatir. Yang menjadi keluhan beliau hanyalah sekitar mata kanannya yang hampir tidak bisa melihat. Dalam kondisi yang demikian pun Ibu masih membantu merawat bayi saya, ketika saya dan suami bekerja.

Sungguh diluar dugaan saya bahwa pada tanggal 2 Mei 2002, Ibu pulang kerumah Bapa. Hari itu Ibu merasa pusing ketika sedang mengikuti ibadah di persekutuan doa kemudian jatuh pingsan. Kami membawanya ke Rumah Sakit Gatot Subroto dan dokter memakaikan berbagai-bagai alat di tubuhnya, tetapi semua itu hanya bertahan sebentar. Dua hari kemudian Ibu pergi menghadap Bapa tanpa meninggalkan pesan-pesan terakhir. Dokter yang menanganinya mengatakan bahwa Ibu terserang stroke yang langsung menyerang bagian otak sehingga tidak dapat tertolong lagi. Setelah ditinggal Ibu, saya baru menyadari betapa berartinya kehadiran seorang Ibu. Rumah menjadi sepi tanpa kehadirannya dan saya merasa sangat kehilangan Ibu. Disaat itu saya menyadari betapa berartinya Ibu, dan secara pribadi saya menyesal kenapa dulu tidak merawat dan berusaha untuk menyenangkannya. Penyesalan memenuhi hati dan pikiran saya, tetapi semua sudah terlambat.

Bagi Anda yang masih memiliki Ibu, Ayah, Kakak, Adik dan orang-orang yang Anda kasihi, hargailah mereka, taruhlah rasa sayang dan hormat kepada mereka. Rawatlah mereka selagi masih diberi waktu dan kesempatan untuk merawat mereka. Bersyukurlah karena Anda masih memiliki Ibu, Ayah, Kakak, Adik atau mereka yang Anda kasihi, yang selalu menolong, menyediakan segala kebutuhan dan mendidik Anda sampai berhasil. Kehadiran mereka tidak bisa digantikan oleh siapapun atau dengan apapun juga.

DOA:
Tuhan terima kasih untuk Bapak, Ibu, Kakak-Adik dan orang-orang yang kukasihi, karena mereka sangat berarti bagiku. Berkati mereka ya Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku bersyukur. Amin.

Renungan : Surat Beracun

– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 30 Juli 2011 
Baca: Keluaran 23:1-3
Ayat Mas: Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. Keluaran 23:1
Bacaan Alkitab Setahun: Pengkhotbah 8-12
Sejak 1928, ratusan surat beracun dikirimkan kepada warga Teluk Robin Hood, desa berpenduduk 800 orang di pantai timur Inggris. Masing-masing penerima merasa hanya dirinyalah yang diserang sehingga tak ada yang menceritakannya. Baru pada 1948 diketahui bahwa hampir semua penduduk desa itu pernah menerimanya. Isi surat itu begitu kasar, bengis, penuh tuduhan tanpa bukti. Ada yang dituding melakukan kejahatan melacur, membunuh bayi, dan melakukan inses. Begitulah, lebih dari dua dekade surat itu telah menyebarkan kemuraman, antara lain mengakibatkan tiga pendeta sebuah gereja secara berturut-turut mengundurkan diri dan pindah. Sayangnya, penulis surat keji itu belum terbongkar.
Firman Tuhan secara tegas melarang kita menyebarkan kabar bohong, meneruskan gosip, atau memberikan kesaksian palsu. Kebohongan jelas berbanding terbalik dengan karakter firman Tuhan, yang disebut juga sebagai firman kebenaran. Allah yang kita sembah tidak pernah berdusta. Lebih jauh lagi, kebohongan merusak hubungan dan merobek jalinan kepercayaan dalam keluarga dan masyarakat, serta mengacaukan sistem peradilan. Bayangkan apabila Anda salah seorang penduduk Teluk Robin Hood yang menerima surat beracun itu.
Mungkin bukan kita yang memantik dusta itu, tetapi kita turut memikul tanggung jawab atas kerusakan yang terjadi apabila kita menyebarkannya. Padamkan gosip dengan menolak mendengarkan dan meneruskannya. Seperti dikatakan ibu Thumper si kelinci dalam film Bambi, ”Kalau kau tidak dapat mengucapkan sesuatu yang baik, lebih baik tutup mulutmu”.
PERKATAAN ITU LEBIH TAJAM DARIPADA PEDANG SANGGUP MEMBUNUH TANPA MENUMPAHKAN DARAH